Alat Pengukur Jarak (Panjang)
Menggunakan Sensor HC-SR05
                                                                                                               


Ade Laras Ayu Widyastari1, Agnes Ika Kartika2, Aprilia Kartika Putri3, Vieri Ardidarmawan4
Samuel Beta5
5sambetak2@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro, Program Studi D3 Teknik Elektronika
Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.
Telp. (024)7473417, Website :www.polines.ac.id, email : mailto:sekretariat@polines.ac.id



Abstrak – Alat Pengukur Jarak (Panjang) Menggunakan Sensor HC-SR05 ini menggunakan Arduino Uno sebagai pemrosesnya, adapun komponen yang digunakan yaitu, sensor ultrasonik HCSR-05 sebagai pembaca jarak benda atau panjang suatu benda. Tombol tekan digunakan untuk memilih variasi menu pada alat. Alat ini menggunakan 2 mode pengukuran. Sensor pada Mode 1 akan membaca pengukuran jarak dari bawah alat hingga batas papan sesuai tinggi objek yang diukur. Sensor pada Mode 2 akan membaca pengukuran jarak benda yang berada diantara dua sensor tersebut. Hasil pengukuran sensor kemudian ditampilkan pada LCD 20x4.

Kata kunci: Arduino Uno, Sensor Ultrasonik HCSR-05, LCD, LED, Saklar, Sepiker, Buzzer, Jarak, Panjang.

Abstract - Distance Measuring Learning Module (Long) Using the HC-SR05 Sensor uses Arduino Uno as its processor, as for the components used namely, the ultrasonic sensor HCSR-05 as the reader of the distance of objects or the length of an. Press button can also be used to select menu variations in the module. This tool uses 2 measurement mode. The sensor in Mode 1 will read the distance measurement from the bottom of the tool to the board boundary according to the height of the object being measured. The sensor in Mode 2 will read the measurement of the distance between the two sensors. The sensor measurement results are then displayed on a 20x4 LCD

Keywords: Arduino Uno, HCSR-05 Ultrasonic Sensor, LCD, Distance, Length.

I.     PENDAHULUAN

Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui suatu lintasan tertentu. Dalam fisika atau dalam pengertian sehari – hari, jarak dapat berupa estimasi jarak fisik dari dua buah posisi berdasarkan kriteria tertentu. Dalam bidang matematika, jarak haruslah memenuhi kriteria tertentu.
Satuan yang digunakan untuk menyatakan jarak sama dengan satuan panjang, yaitu kilometer (km), hektometer (hm), dekameter (dam), meter (m), desimeter (dm), centimeter (cm), dan milimeter (mm). Tetapi satuan yang sering digunakan adalah kilometer (km), meter (m), dan centimeter (cm).
Pada umumnya pengukuran panjang atau jarak yang secara manual dengan menggunakan penggaris atau mistar masih memiliki kesalahan dalam pembacaan. Kesalahan ini biasa disebut dengan kesalahan paralaks. Kesalahan paralaks adalah kesalahan pembacaan yang disebabkan oleh sudut pandang tiap orang dalam membaca alat ukur tertentu yang berbeda – beda.

Kemudian muncul gagasan untuk membuat alat berupa alat pengukur jarak (panjang) menggunakan sensor HCSR-05. Alat ini sangat bermanfaat karena dengan menggunakan alat ini, pembacaan atau pengukuran terhadap suatu jarak menjadi lebih akurat. Serta hasil dari pengukuran akan ditampilkan pada sebuah LCD 20x4.

II.    TINJAUAN PUSTAKA

A.    Sensor Ultrasonik HC-SR04

Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik). Pantulan gelombang ultrasonik terjadi bila ada objek tertentu dan pantulan gelombang ultrasonik akan diterima kembali oleh unit sensor penerima. Selanjutnya unit sensor penerima akan menyebabkan diafragma penggetar akan bergetar dan efek piezoelectric menghasilkan sebuah tegangan bolak-balik dengan frekuensi yang sama.[1] Untuk lebih jelas tentang prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat dilihat prinsip dari sensor ultrasonik pada gambar 1 berikut ini :

Gambar 2.1 Prinsip Sensor Ultrasonik

Besar amplitudo sebuah sinyal elektrik yang dihasilkan sensor penerima tergantung dari jauh dekatnya sebuah objek yang akan dideteksi serta kualitas dari sensor pemancar dan sensor penerima. Proses sensoring yang dilakukan pada sensor ini menggunakan metode pantulan untuk menghitung jarak antara sensor dengan objek sasaran.

B.    Push Button

Push Button digunakan untuk memilih mode yang akan digunakan. Tombol ini memiliki tipe kontak NO (Normally Open) dengan prinsip kerja tombol tekan adalah kerja sesaat maksudnya jika tombol kita tekan sesaat maka akan kembali pada posisi semula (hanya memicu Vcc sesaat).[2]


Gambar 2.3 Push Button

C.    Arduino UNO

Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.[3] Arduino adalah kombinasi dari perangkat keras, bahasa pemrograman dan integrated development environment (IDE). IDE merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk menulis program, mengkompilasi menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikrokontroler. Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arduino UNO. Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input/output, dimana 6 pin digunakan sebagai output PWM, 6 pin input analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, jack catu daya eksternal, header ICSP, dan tombol reset.


Gambar 2.5 Arduino UNO

D.    Modul Bluetooth HC05

Bluetooth merupakan perangkat tanpa kabel yang dapat melakukan komunikasi antara satu sama lainnya. Perangkat ini beroperasi pada frekuensi bandwidth 2,4GHz. Bluetooth sendiri sejarahnya diambil dari nama raja pada akhir abad ke sepuluh, yaitu Harald Blatand yang sekaligus dijuluki sebagai Harald Bluetooth oleh bangsa inggris.[4] HC-05 adalah salah satu modul bluetooth yang merupakan modul Bluetooth SPP (Serial Port Protocol) yang mudah digunakan untuk komunikasi serial wireless (nirkabel) yang mengkonversi port serial ke Bluetooth.


Gambar 2.6 Modul Bluetooth HC05

E.    Modul I2C

I2C atau Inter-Integrated Circuit sendiri merupakan cara komunikasi data secara serial diantara perangkat I2C dengan dua jalur. Pada protokol I2C, data dikirim secara serial melalui jalur SDA, sedangkan untuk clock dikirim melalui jalur SCL.[5] Piranti yang dihubungkan dengan sistem I2C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan SlaveMaster adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal clockSlave adalah piranti yang dialamati master.


Gambar 2.7 Modul I2C

F.    LCD 16x2

LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

Gambar 2.8 LCD 16x2

          III.   PERANCANGAN

Bab ini membahas keseluruhan dari perancangan sistem yang dibuat. Perancangan sistem terdiri dari perancangan perangkat mekanik, perancangan perangkat keras, dan perancangan perangkat lunak. Gambar 3.1 merupakan diagram blok sistem secara keseluruhan.

A.    Diagram Blok Sistem


             Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

B.    Cara Kerja Diagram Blok Sistem

Dalam menjalankan sistem akan diletakkan objek yang akan diukur. Sensor ultrasonik sebagai masukan. Terdapat tiga buah sensor ultrasonik (HCSR-05). Dua buah sensor terletak pada bagian bawah alat di sisi kanan dan kiri, dan satu sensor lainnya terdapat pada bagian atas alat yang kemudian berhadapan dengan salah satu sensor yang terdapat pada bawah alat. Sensor yang tidak berhadapan ketika menyala disebut Mode 1, dan yang berhadapan ketika menyala disebut Mode 2.
Mode 1 akan menyala ketika tombol 1 ditekan, dan Mode 2 akan menyala ketika tombol 2 ditekan. Sensor pada Mode 1 akan membaca pengukuran jarak dari bawah alat hingga batas papan sesuai tinggi objek yang diukur, kemudian menampilkan hasil pengukuran pada LCD 20x4. Sensor pada Mode 2 akan membaca pengukuran jarak benda yang berada diantara dua sensor tersebut, kemudian menampilkan hasil pengukuran pada LCD 20x4.

C.    Gambar Pengawatan


Gambar 3.2 Pengawatan pada Fritzing


Gambar 3.3 Pengawatan Dalam

Gambar 3.4 Pengawatan Luar

D.    Gambar Rangakain Lengkap


Gambar 3.5 Gambar Rangakaian Lengkap

E.    Gambar Diagram Alir


Gambar 3.4 Gambar Diagram Alir pada Arduino

IV.   PERANCANGAN MEKANIK

Pada alat ini menggunakan kotak sebagai tempat komponen – komponen diletakkan. Kotak ini dipasang pada sebuah papan dan akan dipasang terpisah dengan modul sensor ultrasonik. Pada kotak antar komponen akan dipasang pada PCB dengan menggunakan kabel penghubung. Sensor ultrasonik akan dihubungkan ke kotak dengan kabel IDC




Gambar 4.1 Gambar Kotak Modul Tampak Atas


Gambar 4.1 Gambar Kotak Modul Tampak Depan


Gambar 4.2 Gaambar Alat saat Bekerja

V.    PENGUJIAN DAN ANALISA

Ada beberapa tahap pengujian yang akan dibahas pada bab ini. Tahap – tahap yang dibahas yaitu pengujian ketelitian perangkat sensor ultrasonik HCSR-05 dalam pengukuran jarak. Pada tabel berikut merupakan hasil pemetaan yang telah dilakukan.

A.    Tabel Hasil Pengukuran


Tabel 5.1 Tabel Hasil Pengukuran

B.    Analisa

Dari hasil pengujian, sensor ultrasonik HCSR-05 mampu melakukan pengukuran jarak dengan baik. Diketahui dari tabel 5.1, jarak terendah yang dapat dideteksi adalah 3 cm. Untuk jarak terjauh yang dapat dideteksi pada saat pengujian dilakukan adalah 196 cm. Untuk ketelitian sensor sendiri berkisar antara 0,5% s/d 4%. Hal ini dikarenakan karena area deteksi sensor yang melebar dan tidak dapat tertuju pada satu titik.

VI.   KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan alat yang telah dirancang pada proyek arduino ini.

     A.    Kesimpulan

1.  Dengan adanya Alat Pengukur Jarak (Panjang)  Menggunakan Sensor HC-SR05 ini, dapat memudahkan manusia dalam melakukan pengukuran jarak.
2.   Alat ini dapat digunakan sebagai objek pembelajaran bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa teknik elektro. Karena pada alat ini terdapat banyak komponen elektronika yang masih dapat dikembangkan lagi fungsinya.

B.    Saran

  1. Untuk proyek selanjutnya dapat dikembangkan lagi untuk desain mekanik agar lebih rapi
  2. Penambahan komponen yang lebih canggih dan terkini, serta bermanfaat.

VII.  DAFTAR PUSTAKA

[1]      B. Arasada and B. Suprianto, “Aplikasi Sensor Ultrasonik Untuk Deteksi Posisi Jarak Pada Ruang Menggunakan Arduino Uno Aplikasi Sensor Ultrasonik Untuk Deteksi Posisi Jarak Pada Ruang Menggunakan Arduino Uno Bakhtiyar Arasada Bambang Suprianto,” J. Tek. Elektro, vol. 6, no. 2, pp. 137–145, 2017.
[2]      O. H. Andi Adriansyah1, “Elevator atau Lift,” Universitas Mercu Buana, 2013.
[3]      M. Afdali, M. Daud, and R. Putri, “Perancangan Alat Ukur Digital untuk Tinggi dan Berat Badan dengan Output Suara berbasis Arduino UNO,” Elkomika, vol. 5, no. 1, pp. 106–118, 2017.
[4]      I. Fitrianto, A. Arifin, and M. Nuh, “Rancangan Kontroler Perangkat Keras EH1 Milano dengan Modul Wireless Electronics,” Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2015.
[5]      D. S. Nicho Ferdiansyah Kusna1, Sabriansyah Rizqika Akbar2 and Program, “Rancang Bangun Pengenalan Modul Sensor Dengan Konfigurasi Otomatis Berbasis Komunikasi I2C,” Universitas Brawijaya, 2018.



LAMPIRAN
1. Jurnal





BIODATA PENULIS


Ade Laras Ayu Widyastari. Penulis dilahirkan di Semarang, 2 April 1998. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Srondol Wetan 02 Semarang, SMPN 27 Semarang, dan SMAN 9 Semarang. Pada tahun 2016 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.16.1.01.
Apabila terdapat kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail : adelaras65@gmail.com


Agnes Ika Kartika. Penulis dilahirkan di Semarang, 13 Agustus 1998. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Srondol Wetan 08 Semarang, SMPN 12 Semarang, dan SMAN 9 Semarang. Pada tahun 2016 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.16.1.02.
Apabila terdapat kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail : 9e.agnesikakartika@gmail.com



Aprilia Kartika Putri. Penulis dilahirkan di Rembang, 21 April 1998. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Tegalsari 05 Semarang, SMPN 8 Semarang, dan SMAN 1 Semarang. Pada tahun 2016 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.16.1.03.
Apabila terdapat kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail : putriaprilia68@yahoo.com



Vieri Ardidarmawan. Penulis dilahirkan di Blora, 2 Juli 1998. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Katolik St. Louisa Cepu, SMPN 3 Cepu, dan SMK Migas Cepu. Pada tahun 2016 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 3.32.16.1.22.
Apabila terdapat kritik, saran, dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui E-mail : vieriardidarmawancepu@gmail.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Belajar Mikrokontroler 2018 © Politeknik Negeri Semarang. Teknik Elektronika. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top