Aninda Rahma Hidayanti1 ; Arya Mahardhika W. Hartoyo2 ;
Ayu Hikmah Savitri3
Samuel Beta4.
Email
: anindarahmahida22@gmail.com1; mahardhikarya11@gmail.com 2 ; ayuhikmah99@gmail.com3 ; sambetak2@gmail.com4
Program
Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Politeknik
Negeri Semarang
Jln.
Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. 50275.
Abstrak - Sistem pemantau penyaringan dan level air dalam tandon menggunakan
aplikasi android merupakan modul yang memiliki fungsi untuk memonitoring status
kejernihan, memonitoring level air , dan mengontrol level air yang juga dapat
dilihat melalui jaringan nirkabel menggunakan ponsel pintar android. Dengan
menggunakan sensor Bluetooth sebagai
perantara antara modul Arduino dengan
ponsel pintar yang nantinya dikontrol melalui ponsel pintar tersebut. Pengguna
dapat menambah dan mengurangi nilai setting level air yang diinginkan dan dapat
mengetahui berapakah level air pada wadah serta status kejernihan air saat ini
yang juga dapat diihat melalui LCD (untuk
level air dan nilai NTU) dan LED Bargraph
(untuk status kejernihan).
Kata Kunci : Arduino
Uno, Android, Bluetooth, Sensor Turbidity, Sensor Ultrasonik, LCD, LED
Bargraph
Abstract - The filtering and water
level monitoring system using the Android application is a module that has a
function to monitor clarity status, monitor water levels, and control water
levels which can also be seen via wireless networks using an Android smart phone.
By using a Bluetooth sensor as an intermediary between Arduino modules and
smart phones that will be controlled via the smart phone. Users can add and
reduce the desired water level setting value and can find out what the water
level in the container is and the current water clarity status which can also
be seen via LCD (for water level and NTU value) and Bargraph LED (for clarity
status).
Keywords: Arduino Uno, Android,
Bluetooth, Turbidity Sensor, Ultrasonic Sensor, LCD, Bargraph LED
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada
kehidupan sehari – hari air adalah suatu material penting yang selalu digunakan
oleh manusia, namun tidak semua air memiliki kualitas yang baik. Belum tentu
air yang tidak begitu jernih memiliki kualitas yang baik, sesuai dengan SK MENKES
NO. 907/MENKES/SK/VII/2002 kadar maksimal angka kekeruhan yang diperbolehkan
adalah 5 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) (Kementerian Kesehatan
RI, 2002) dan bila melebihi batas yang telah ditentukan maka dapat dikatakan air
tersebut memiliki kualitas yang tidak baik. Berkaitan dengan air, kontrol level
air merupakan salah satu dari sekian banyak sistem yang ada dalam dunia
industri, misalnya : industri kimia, proses produksi minyak dan gas, dan lain –
lain. Proses tersebut dapat dimonitoring dan dikontrol dari jarak jauh,
sehingga dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Aplikasi yang sering
digunakan ialah monitoring dan kontrol melalui ponsel pintar. Ponsel
pintar merupakan
device yang memiliki sistem operasi
yang memungkinkan untuk menjalankan berbagai aplikasi. Dalam aplikasi
ini, Ponsel pintar digunakan sebagai pemantau status kejernihan air yang
dideteksi oleh sensor Turbidity
dan mengontrol level air yang dideteksi oleh sensor ultrasonik . Alat serupa pernah dibuat oleh (“Laporan Proyek,”
2018) namun pada sensor kejernihan diganti dengan sensor turbidity dan sensor
ketinggiannya diganti dengan sensor ultrasonik karena dirasa kurang spesifik
pada hasil pengukurannya.
1.2
Perumusan
Masalah
Dari identifikasi yang
ada, dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana
cara membuat perangkat yang dapat mengatur dan memonitoring kestabilan level
air disertai kejernihan air?
2. Bagaimana
cara memprogram perangkat yang dapat mengatur dan memonitoring kestabilan level
air disertai kejernihan air?
3. Bagaimana
cara agar dapat menyaring air dengan otomatis?
4. Bagaimana
cara agar dapat mengatur dan memonitoring kestabilan level air disertai
kejernihan air pada Smartphone melalui
media Bluetooth ?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin
dicapai dalam pembuatan Proyek Arduino ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat
membuat perangkat yang dapat mengatur dan memonitoring kestabilan level air
disertai status kejernihan air.
2. Dapat
memprogram perangkat yang dapat mengatur dan memonitoring kestabilan level air
disertai status kejernihan air.
3. Membuat alat yang dapat menyaring air dengan otomatis
ketika air terdeteksi tidak jernih.
4. Dapat mengatur dan
memonitoring kestabilan level air disertai kejernihan air pada Smartphone melalui
media Bluetooth.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Untuk mengetahui berbagai komponen
dan peralatan yang dibutuhkan, maka disusunlah tinjauan pustaka sebagai acuan dalam
merancang dan membuat aplikasi menggunakan mikrokontroler ARDUINO UNO.
2.1
Bluetooth
HC-05
Bluetooth HC-05 Adalah sebuah modul Bluetooth SPP (Serial Port
Protocol) yang mudah digunakan untuk komunikasi serial
wireless (nirkabel) yang mengkonversi port serial
ke Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR (Enchanced Data
Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio berfrekuensi 2,4 GHz(L.Linarti, 2014).
Modul ini dapat digunakan sebagai slave maupun master.
HC-05 memiliki 2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan Communication mode.
AT mode berfungsi untuk melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05.
Sedangkan Communication mode berfungsi untuk melakukan
komunikasi bluetooth dengan piranti lain.
Gambar 2.1 Module Bluetooth HC-05
Dalam penggunaannya,
HC-05 dapat beroperasi tanpa menggunakan driver khusus. Untuk berkomunikasi
antar Bluetooth, minimal harus memenuhi dua kondisi berikut :
1. Komunikasi harus antara master dan slave.
2. Password
harus benar (saat melakukan pairing).
Jarak sinyal dari HC-05 adalah
10 meter, dengan kondisi tanpa halangan. Adapun spesifikasi dari HC-05 adalah :
a. Hardware :
Ø Sensitivitas -80dBm (Typical)
Ø Daya transmit RF sampai dengan +4dBm.
Ø Operasi daya rendah 1,8V – 3,6V I/O.
Ø Kontrol PIO.
Ø Antarmuka UART dengan baudrate yang
dapat diprogram.
Ø Dengan antena terintegrasi.
b. Software :
Ø Default baudrate 9600, Data bit : 8, Stop bit = 1, Parity : No
Parity, Mendukung baudrate : 9600, 19200, 38400, 57600,
115200, 230400 dan 460800.
Ø Auto koneksi pada saat device dinyalakan (default).
Ø Auto reconnect pada menit ke 30 ketika hubungan putus karena range koneksi.
2.2
Sensor
Ultrasonic
Fungsi Pin-pin HC-SR04
1.
VCC =
5V Power Supply. Pin sumber tegangan positif sensor.
2.
Trig = Trigger/Penyulut.
Pin ini yang digunakan untuk membangkitkan sinyal ultrasonik.
3.
Echo = Receive/Indikator.
Pin ini yang digunakan untuk mendeteksi sinyal pantulan ultrasonik.
4.
GND = Ground/0V Power
Supply. Pin sumber tegangan negatif sensor.
Gambar 2.2 Sensor Ultrasonic
Karakteristik HC-SR04
1.
Tegangan sumber operasi
tunggal 5.0 V
2.
Konsumsi arus 15 mA
3.
Frekuensi operasi 40 KHz
4.
Minimum pendeteksi jarak
0.02 m (2 cm)
5.
Maksimum pendeteksian
jarak 4 m
6.
Sudut pantul gelombang
pengukuran 15 derajat
7.
Minimum waktu penyulutan
10 mikrodetik dengan pulsa berlevel TTL
8.
Pulsa deteksi berlevel
TTL dengan durasi yang bersesuaian dengan jarak deteksi
9.
Dimensi 45 x 20 x 15 mm(Carullo, Parvis, & Member, 2001)
2.3
Sensor
Turbidity
Gambar
2.3 Sensor Turbidity
Specification
1.
Operating Voltage: 5V DC
2.
Operating Current: 40mA
(MAX)
3.
Response Time : <500ms
4.
Insulation Resistance:
100M (Min)
5.
Output Method:
Analog output: 0-4.5V
Digital Output: High/Low
level signal (you can adjust the threshold value by adjusting the
potentiometer)
1. Operating
Temperature: 5℃~90℃
2. Storage
Temperature: -10℃~90℃
3. Adapter
Dimensions: 38mm * 28mm * 10mm / 1.5inches * 1.1inches * 0.4inches.
"D/A" Output Signal Switch
1.
"A":
Analog Signal Output, the output value will decrease when in liquids with a
high turbidity
2.
"D":
Digital Signal Output, high and low levels, which can be adjusted by the
threshold potentiometer
Threshold
Potentiometer: you can change the trigger condition by adjusting the threshold
potentiometer in digital signal mode(Plastic et al., 2005).
2.4
MikrokontrolerArduino Uno
Arduino Uno adalah board
mikrokontroler berbasis ATmega328. Memiliki 14 pin input dari output
digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM
dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack
power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk
mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board
Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC
yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya. (Baxter, Hastings, Law,
& Glass, 2008)
Gambar 2.4 Mikrokontroler Arduino Uno
2.5
Liquid Crystal Display
(LCD
Gambar 2.5 LCD
Display elektronik adalah salah satu komponen
elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf
ataupun grafik. LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu jenis display
elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak
menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya
terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit(Layout, Started, Guide, & Diagram, 2004). LCD (Liquid Crystal Display) berfungsi
sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
LCD adalah lapisan dari campuran organik antara
lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk
tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika
elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang
panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan
sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya
horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang
dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri
dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data
yang ingin ditampilkan.
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD
(Liquid Crystal Display) diantaranya adalah : Pin data adalah jalur untuk
memberikan data karakter yang ingin ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Crystal
Display) dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti
mikrokontroler dengan lebar data 8 bit. Pin RS (Register Select) berfungsi
sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau
perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika
high menunjukan data. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada
modul jika low tulis data, sedangkan high baca data. Pin E (Enable) digunakan
untuk memegang data baik masuk atau keluar. Pin VLCD berfungsi mengatur
kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm,
jika tidak digunakan dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD
sebesar 5 Volt.
2.6
Pompa
Air
Gambar 2.6 Pompa Air
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
hisap (suction) dan bagian tekan (discharge). Perbedaan tekanan tersebut
dihasilkan dari sebuah mekanisme misalkan putaran roda impeler yang membuat
keadaan sisi hisap nyaris vakum. Perbedaan tekanan inilah yang mengisap cairan
sehingga dapat berpindah dari suatu reservoir ke tempat lain.
Pompa juga dapat digunakan pada proses-proses yang membutuhkan tekanan
hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada
peralatan-peralatan berat. Dalam operasi, mesin-mesin peralatan berat
membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah. Akibat
tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman
tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa
fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan(Pratomo, 2015).
2.7
Led
Bargraph
Gambar 2.7 Led Bargraph
LED bargraph dihubungkan
ke perangkat ARM, yang difungsikan sebagai luaran. Ada dua jenis LED bargraph
yang digunakan dalam rangkaian variasi LED bargraph ini, yaitu satu buah LED
bargraph aktif tinggi dan satu buah LED bargraph aktif rendah. LED bargraph
aktif tinggi akan menyala jika diberi logika rendah ‘1’, dan LED bargraph akan
padam jika diberi logika tinggi ‘0’. LED bargraph aktif rendah akan menyala
jika diberi logika rendah ‘0’, dan LED bargraph akan padam jika diberi logika
tinggi ‘1’. Agar tampilan LED bargraph ini dapat aktif, maka kabel penghubung
memungkinkan LED harus dihubungkan singkat(Macleod, 1994).
2.8 SSR ( Solid
State Relay )
Solid State Relay (SSR) adalah relay/saklar elektronik semikonduktor
yang memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan relay konvensional
(elektro mekanik)(Garfinkel & Snyder, 1980). Sistem isolasi pada solid state relai pada umumnya terisolasi secara
optik sedangkan relay konvensional (elektro mekanik) terisolasi secara fisik,
akondisi ini akan memberikan keuntungan dan kerugian tersendiri antara solid
state relay dan relay konvensioanl. Kelebihan dan kekurangan antara solid state
relay dengan relay konvensional (elektro mekanik) dapat dilihat dari sisi
pengoperasiannya dan performasinya.
Gambar 2.8 SSR
III.
METODE PEMBUATAN ALAT
Dalam perancangan
pembuatan modul ini , terdiri atas perancangan mekanik (hardware) yang meliputi perancangan elektrik dan perancangan perangkat
lunak (software). Perancangan ini mempunyai
gambaran perancangan hardware yang
didalamnya ada beberapa rangkaian elektrik yang mendukung alat ini.
3.1. Komponen yang Digunakan
1.
Arduino
2.
LCD 16x2
3.
Bluetooth
HC-05
4.
Sensor Turbidity
5.
Sensor
Ultrasonic
6.
Driver
Pompa (SSR)
7.
Pompa
8.
Led Bargarph
9.
Rangkaian
Power Supply
3.2. Blok
Diagram Hubungan Komponen Utama
Gambar 3.2 Diagram Blok
Berikut keterangan singkat dari gambar blok diagram di
atas :
1.
Android digunakan untuk mengirim perintah
mengaktifkan atau mematikan pompa scara otomatis.
2.
Bluetooth HC-05 digunakan sebagai media
perantara yang menghubungkan modul level air dengan APK pada smartphone
sehingga dapat mengirimkan data melalui jaringan nirkabel Mikrokontroler
Arduino UNO digunakan untuk memproses data masukkan berupa perintah mati/nyala
pompa.
3.
Sensor Ultrasonic digunakan sebagai masukan ke
arduino untuk mengetahui level air pada wadah.
4.
Sensor Turbidity digunakan sebagai masukan ke
arduino untuk mengetahui status kejernihan air.
5.
Mikrokontroler Arduino UNO digunakan untuk
memproses data masukkan berupa sensor ultrasonic dan sensor turbidity, kemudian
memproses dan mengirimkan data tersebut melalui bluetooth sehingga dapat
ditampilkan data pada apk android dan ke luaran.
6.
Led Bargraph 1 warna sebagai indikator untuk
keadaan level air pada wadah,dan Led Bargraph 3 warna sebagai indikator untuk
status kejernihan air.
7.
LCD digunakan sebagai indikator nilai setting
dan keadaan level air pada wadah.
3.3. Diagram
Alir
Untuk diagram alir, program aplikasi Arduino menggunakan masukan sensor
bluetooth, sensor turbidity, dan sensor ultrasonic sedangakan yang sebagai keluarannya
adalah pompa, led bargraph, buzzer, dan LCD.
1.
Program
Utama
Gambar 3.3.1
Program Utama
2.
Sub
Program Bluetooth
Gambar 3.3.2 Sub
Program Bluetooth
3.
Sub
Program Cek Sensor
Gambar 3.3.3 Sub
Program Cek Sensor
4.
Sub
Program Sensor Kejernihan
Gambae 3.3.4 Sub Program Sensor Kejernihan
5.
Program
Kerja Pompa
Gambar 3.3.5 Sub
Program Kerja Pompa
3.4. Cara
Kerja Alat
Cara kerja modul ini menggunakan ponsel pintar. Pertama-tama
pengguna menginstal aplikasi untuk memproses sensor bluetooth. Setelah aplikasi
terinstall lalu pengguna membuka aplikasi tersebut dan sebelumnya pastikan
bluetooth dalam keadaan aktif. Pada tampilan menu awal tekan bagian Bluetooth
lalu pilih device bluetooth sensor yang akan di hubungkan. Setelah itu maka
akan tertulis Connected. Terdapat tampilan menu yaitu set level air, nilai
setting level air, level air, status air, pompa keluar, dan pompa masuk. Set
level air digunakan untuk mengatur berapa level air yang diinginkan. Nilai
setting level air sebagai monitor berapa level air yang diinginkan. Level air
sebagai monitor berapa level air saat ini. Status air sebagai tanda kondisi air
jernih atau kotor. Pompa keluar sebagai monitor pada pompa yang keluar apakah
bekerja atau tidak. Pompa masuk sebagai monitor pada pompa yang masuk apakah
bekerja atau tidak. Setelah pengguna men set dari menu bagian set level air di
situ terdapat level 1, level 2, level 3, dan lain lain maka pompa akan aktif
mengisi/membuang air pada wadah.
Setelah itu kita dapat memantau berapa level saat ini di LED
Bargraph atau dapat di pantau melalui LCD.
3.5.
Pengujian Alat
Tampilan
aplikasi android
1.
Tampilan Awal
2.
Menghubungkan
Perangkat
3.
Tampilan
Awal Setelah Bluetooth Terkoneksi
4.
Proses
Setting Level Air 4 ke 1
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar
Rangkaian
4.2 Gambar
Simulasi Rangkaian
Gambar 4.2 Simulasi Rangkaian Pada Proteus
4.3 Skema
Pengawatan
1.
Pengawatan
Keseluruhan
Gambar 4.3.1 Pengawatan Keseluruhan
2.
Pengawaan
Luar
Gambar 4.3.2
Pengawatan Luar
3.
Pengawatan
Dalam
Gambar 4.3.3
Pengawatan Dalam
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, pengambilan data, dan
penganalisaan terhadap data yang telah didapat pada penelitian ini, maka
didapatkan kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1.
Tingkat
kekeruhan pada air dapat diukur dengan sensor turbidity agar hasil yang didapat
lebih akurat.
2.
Pemantauan
penstabil level air dapat dilakukan menggunakan sensor ultrasonik dan
diproses dengan mirkrokontroller Arduino.
3.
Masukan
dari rangkaian sensor ulrasonik diproses sesuai dengan program yang
dituliskan pada arduino yang bertujuan membaca berapa keinggian air.
4.
Pengendalian
perangkat dapat menggunakan smartphone yang berkumunikasi dengan media
bluetooth yang terhubung dengan serial komunikasi pada mikrokontroller arduino.
5.
Aplikasi
yang digunakan sebagai antar muka pada smartphone dibuat
dengan aplikasi App Inventor yang bertujuan mempermudah
pengiriman dan penyajian data.
5.2 Dokumentasi
Alat
REFERENSI
Baxter, R., Hastings, N., Law, A., & Glass, E. J. .
(2008). Arduino Uno R3 Datasheet. Animal Genetics, 39(5),
561–563. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Carullo, A., Parvis, M., & Member, S. (2001). An
Ultrasonic Sensor for Distance Measurement in. In Sensors (Peterborough, NH)
(Vol. 1, pp. 143–147). Retrieved from
https://www.mouser.com/ds/2/813/HCSR04-1022824.pdf
Garfinkel, M., & Snyder, M. (1980). United States Patent
( 19 ). In United State Patent (pp. 1–4). Retrieved from
https://patents.google.com/patent/US4227098A/en
Kementerian Kesehatan RI. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum, 1–21. Retrieved from
http://jdih.pom.go.id/showpdf.php?u=a1Z0mf4Q9q9dxgpeP05%2BboKZrR3JgodhGLULhqjxcR4%3D
L.Linarti. (2014). Resistance of Hcv To New Direct Acting
Antivirals. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang. Retrieved from
http://eprints.polsri.ac.id/143/3/BAB II LA lusi.pdf
Laporan Proyek. (2018), 1–52. Retrieved from
http://belajar-mikrokontroler2017.blogspot.com/2018/01/kontrol-dan-monitoring-penstabil-level.html
Layout, B., Started, G., Guide, U., & Diagram, C. (2004).
Matrix Multimedia LCD Display LCD Display datasheet e, 1–7. Retrieved from
https://www.sparkfun.com/datasheets/LCD/ADM1602K-NSW-FBS-3.3v.pdf
Macleod, A. M. (1994). United States Patent [19]. In United
States Patent (Vol. 24, pp. 287–293). Retrieved from
https://patents.google.com/patent/US5369416A/en
Plastic, C. S., Process, D., Metallic, F. O. R., Cited, R.,
Vanysek, P., Us, I. L., & Ricco, H. S. (2005). (12) United States Patent.
In United States Patent (Vol. 2, pp. 1–8).
https://doi.org/10.1145/634067.634234.
Pratomo, M. (2015). No TitleBAB II TINJAUAN PUSTAKA, 6–18.
Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/47382/3/BAB_II.pdf
Nama Penulis Aninda Rahma Hidayanti. Penulis
dilahirkan di Semarang, 22 Januari 1998. Penulis telah menempuh pendidikan
formal TK PGRI, SD Negeri Karanganyar Gunung 03, SMP Negeri 8 Semarang, SMA
Negeri 9 Semarang. Pada tahun 2016 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru
diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.16.0.02.
Apabila ada kritik dan saran yang membangun serta pertanyaan mengenai
penelitian ini bisa menghubungi via email : anindarahmahida22@gmail.com
Nama Penulis Arya Mahardhika
Weko Hartoyo. Penulis dilahirkan di Semarang, 11 Desember 1997. Penulis telah
menempuh pendidikan formal TK Dharmarini 1, SD Negeri Bandungrejo 01, SMP
Negeri 3 Mranggen, SMA Negeri 2 Semarang. Pada tahun 2016 penulis mengikuti
seleksi mahasiswa baru diploma (D3) dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma
(D3) Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM
3.32.16.0.03. Apabila ada kritik dan saran yang membangun serta pertanyaan
mengenai penelitian ini bisa menghubungi via email : mahardhikarya11@gmail.com
Nama Penulis Ayu Hikmah Savitri. Penulis dilahirkan di Magelang, 22 Maret 1998. Penulis
telah menempuh pendidikan formal TK Ruhul Islam Magelang, SD Kartika XII-1, SMP Negeri 12 Semarang, SMA Negeri 4
Semarang. Pada tahun 2016 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3)
dan diterima menjadi mahasiswa baru diploma (D3) Teknik Elektronika, Jurusan
Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.16.0.04. Apabila ada kritik dan saran yang membangun serta
pertanyaan mengenai penelitian ini bisa menghubungi via email : ayuhikmah99@gmail.com
Untuk coddingnya gmn gan pada arduino
BalasHapus